Mewah nian batik Banyumas

Tidak pernah berhenti mengangkat kain-kain tradisional sebagai bagian dari busana, Poppy Dharsono kembali membuat sensasi dengan menyulap batik Banyumasan menjadi busana elegan.

Selama 32 tahun berkiprah di dunia mode, Poppy Dharsono memang dikenal konsisten mengangkat kain-kain tradisional di Tanah Air. Tahun lalu, desainer anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia ini mengangkat tenun ikat Troso.

Kali ini dalam perhelatan Jakarta Fashion Week 09/10 (JFW 09/10), Poppy tertarik menampilkan batik Banyumas yang dikenal dengan keunikan motif, teknik pengerjaan maupun warnanya. Batik Banyumasan dikenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan, penghargaan terhadap nilai demokrasi dan semangat kerakyatan.

Nilai filosofis itulah yang kemudian tertuang dalam motif-motif batik yang khas seperti Sekarsurya, Sidoluhung, Jahe Puger, Cempaka Mulya, Madu Bronto dan Satria Busana. Dari segi warna, batik Banyumas cenderung lebih menyala dengan warna kemerahan, tidak seperti batik Jogja yang didominasi putih, atau Solo yang bernuansa keemasan.

Satu hal yang membedakan batik Banyumas dengan batik lainnya, kain batik Banyumas selalu dilukis pada kedua sisi kain, yang merupakan cerminan sifat masyarakatnya yang jujur dari luar maupun dalam hatinya dan bicara apa adanya.

"Kultur Banyumas sangat unik, salah satunya budaya membatik. Sarat dengan sejarah dan nilai filosofis. Lewat selembar kain batik, masyarakat Banyumas bisa memproklamirkan pandangan hidupnya. Ketika dituangkan dalam bentuk satu busana, corak batik itu seolah mewakili semangat yang terpancar dari motifnya," jelas Poppy Dharsono kepada INILAH.COM usai menampilkan koleksi terbarunya di acara Fashion Tendance 2010 JFW 09/10, Pacific Place, Jakarta.

Kali ini dengan Batik Banyumasan Poppy menampilkan perpaduan unsur maskulin dan feminin dengan mengetengahkan ragam siluet tegas, seperti model jas, jaket, blazer yang dipadukan dengan dress dan blouse dari material sifon yang lembut, anggun, sekaligus feminin.

"Saya selalu menggabungkan sisi maskulin dan feminin, karena itulah gaya rancangan Saya. Penggabungan material halus dan keras, pola dekonstruktif, serta perpaduan jas, celana dan dress akan banyak terlihat dalam koleksi terbaru yang saya beri tema Recapturing Banyumas ini," tutur desainer yang juga menjabat sebagai anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Jawa Tengah ini.

Dari 12 set busana yang tampil malam itu, sangat terlihat gaya Poppy yang mencerminkan sosok wanita modern, tangguh dan aktif, namun tetap memiliki sisi kelembutan. Selain jas, Poppy juga menampilkan beskap dan vest yang bersanding apik dengan celana dan rok berdraperi.

Dan perhelatan JFW 09/10 pun menjadi saki, jika Poppy Dharsono memang tidak pernah meninggalkan kain Indonesia sebagai bagian dari busana Indonesia. (inilah.com)

0 komentar: