Chenny Rancang Costum Disneyland ala Indonesia


BAGI pelaku seni, kreativitas rasanya tak akan pernah mati. Berhenti berkreasi menjadi kematian yang tentu tak diharapkannya. Chenny Han, salah seorang perancang gaun pengantin kenamaan, mensasarkan seni dan kreasinya dalam sebuah proyek unik.

Selama lebih dari lima tahun, Chenny Han pernah berada di Amerika Serikat untuk mengelola cabang baru Monita Salon. Ia mengira tak akan betah berada di sana, tapi siapa sangka, di Negeri Paman Sam itulah Chenny belajar banyak tentang
make up dan tata rambut.

Chenny benar-benar memanfaatkan waktu di Amerika Serikat untuk menggali banyak ilmu. Kebetulan, Monita Salon yang dikelolanya rajin memberikan sponsor untuk berbagai ajang ratu-ratuan, seperti Miss USA. Jadi ketika pulang ke Indonesia, Chenny sudah punya bekal pengalaman yang cukup kaya.

Namun ia sadar, keahlian dan pengalaman saja tidak cukup untuk bisa eksis di dunia kecantikan. Diperlukan strategi promosi jitu agar nama dan karya-karyanya semakin dikenal masyarakat.

“Saya harus membuat sesuatu yang berbeda, dan saya memulainya dengan gebrakan membuat gaun pengantin di atas miniatur boneka Barbie,” kata Chenny dalam buku “Beauty Preneurship: Intrepreneur Muda dalam Industri Beauty, Fashion,& Lifestyle”.

Oleh karenanya, Chenny rajin berpameran sehingga pada awal 1990-an, setidaknya ia mampu membuat dua kali pameran setahun. Menurutnya, saat itu di Indonesia belum banyak desainer yang berani mengadakan pameran tunggal, bahkan terhitung hanya dua
wedding designer, dan Chenny salah satunya.

Tahun demi tahun berlalu hingga banyak prestasi semakin banyak diukir oleh Chenny, seperti merancang gaun pengantin dari kertas, membuat gaun pengantin batik black and white bersama Josephine Komara alias Obin, gaun pengantin dengan teknik laser, dan sebagainya.

Bahkan tahun lalu, Chenny ikut menyumbangkan ide kreatifnya menggarap sebuah proyek milik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam proyek semacam Dunia Fantasi atau Disneyland ala Indonesia di Makasar itu, Chenny mendesain seluruh kostum tokoh-tokohnya yang cukup sulit, seperti ibu tiri, peri, dan lain-lain.

”Waktu itu saya dapet
order kostum untuk Trans Studio, mulai dari kostum teater, putri salju, ibu tiri, anak tiri, peri, baju penyihir, tokoh ternama seperti Marilyn Monroe, dan kostum untuk beberapa wahana,” tutur pemilik usaha bridal di kawasan Kebon Kacang, Jakarta dan Hotel Sheraton, Surabaya ini.

Hasilnya sungguh menakjubkan karena selama lebih dari tiga bulan, Chenny mendesain hampir 60 persen dari keseluruhan kostum dalam arena permainan tersebut.
(sumb: okezone.com)

0 komentar: