Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan kepraktisan, calon mempelai perempuan tak lagi menginginkan gaun pengantin yang serbamewah. Banyak perempuan yang kini lebih menginginkan gaun yang lebih simpel, tetapi bisa menguak kepribadian si pemakainya.
Desainer gaun pengantin Chenny Han rupanya menangkap fenomena ini. Dalam acara Wedding Expo 2010 di Jakarta Convention Center akhir pekan lalu, Chenny menampilkan 24 gaun pengantin yang tak lagi berkesan berat, formal, dan kaku. Tujuh belas di antaranya berupa gaun pengantin sepanjang lutut.
Gaun pengantin pendek yang ia tampilkan menggunakan teknik laser cut, dengan penggunaan bahan yang menampilkan gradasi warna yang berbeda saat tertimpa cahaya, dipadu dengan teknik plits (atau yang dikenal denganplisket) dan teknik draperi atau pita.
Dengan perpaduan tiga teknik tersebut, hadirlah gaun pengantin yang cantik, anggun, dan elegan. ''Sesuai dengan tuntutan saat ini, terlebih anak muda, gaun yang terkesan berat dengan banyak mote atau bebatuan mulai ditinggalkan. Bisa dikatakan gaun ini mewakili kepribadian perempuan mandiri dan juga pekerja keras,'' papar Chenny seusai peragaan busana.
Ia sama sekali tidak menggunakan brokat ataupun batu permata seperti swarovsky yang umumnya wajib digunakan pada pakaian pengantin. ''Yang terlalu bling atau bersinar umumnya tidak diinginkan pasangan muda,'' imbuhnya. Ia melanjutkan, kemewahan sebuah gaun tidak harus diwakili oleh permata.
Gaun-gaun yang dia tampilkan antara lain berpotongan bowl, A-line, atau mermaid. Semua gaun yang dipamerkan menggunakan bahan dasar satin, tafeta, sutra, tule, dan organdi. Gaun yang bergaya pop art ini cocok untuk digunakan, baik dalam kesempatan pesta pernikahan indoor maupun outdoor.
Busana Pengantin Mini Terbaru
(sumb:kompas.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diseño e iconos por N.Design Studio | A Blogger por Blog and Web
0 komentar:
Posting Komentar